Strategi

Memahami Jenis-Jenis KPI dan Cara Efektif Menggunakannya dalam Bisnis

Memahami Jenis-Jenis KPI dan Cara Efektif Menggunakannya dalam Bisnis

Dalam dunia bisnis, Key Performance Indicator (KPI) menjadi salah satu alat ukur yang sangat penting untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. KPI membantu perusahaan memahami apakah mereka berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan bisnisnya. KPI dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu KPI finansial dan KPI non-finansial. Pemilihan dan penerapan KPI yang tepat dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya.

Baca juga Artikel lainnya: Pemasaran Digital Bisnis Properti yang Efektif dan Menarik

Jenis-Jenis KPI dalam Bisnis

Untuk memastikan perusahaan tetap berada di jalur yang benar menuju kesuksesan, penting untuk memahami berbagai jenis KPI yang dapat digunakan. Setiap bisnis memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda, sehingga memilih KPI yang tepat akan membantu dalam mengukur kinerja secara lebih efektif. Berikut adalah dua kategori utama KPI yang banyak digunakan dalam dunia bisnis.

1. KPI Finansial

KPI finansial berfokus pada aspek keuangan perusahaan dan digunakan untuk menilai kesehatan bisnis dari perspektif keuangan. Berikut adalah beberapa contoh KPI finansial yang umum digunakan:

  • Laba Kotor (Gross Profit): Mengukur jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Semakin besar laba kotor, semakin baik performa bisnis dalam menghasilkan keuntungan dari produk atau layanan yang dijual.
  • Laba Bersih (Net Profit): Mengukur keuntungan akhir setelah dikurangi semua biaya operasional, pajak, dan bunga. Ini adalah indikator utama untuk melihat profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
  • Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin): Mengukur persentase laba kotor terhadap total pendapatan. KPI ini membantu perusahaan dalam memahami efisiensi dalam mengelola biaya produksi.
  • Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin): Menghitung persentase laba bersih dari total pendapatan. Semakin tinggi marjin ini, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan yang diperoleh.
  • Rasio Lancar (Current Ratio): Mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki. KPI ini penting untuk menilai likuiditas perusahaan dan kemampuannya dalam menghadapi kondisi keuangan yang tidak terduga.

2. KPI Non-Finansial

KPI non-finansial lebih berfokus pada aspek operasional dan kepuasan pelanggan yang berdampak pada pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Beberapa contoh KPI non-finansial meliputi:

  • Perputaran Tenaga Kerja (Manpower Turnover): Mengukur tingkat keluar-masuk karyawan dalam suatu periode tertentu. KPI ini penting untuk menilai kepuasan karyawan dan efektivitas strategi retensi SDM.
  • Matriks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Metrics): Digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan. Kepuasan pelanggan yang tinggi berkontribusi pada loyalitas dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
  • Rasio Pelanggan Berulang terhadap Pelanggan Baru (Repeat Customer to New Customer Ratio): Menunjukkan seberapa besar persentase pelanggan yang kembali melakukan pembelian dibandingkan dengan pelanggan baru. KPI ini sangat penting bagi bisnis yang mengandalkan loyalitas pelanggan.
  • Pangsa Pasar (Market Share): Mengukur seberapa besar dominasi perusahaan dalam industri yang dijalankannya dibandingkan dengan pesaing. KPI ini menjadi indikator penting dalam menilai daya saing bisnis di pasar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas KPI

Meskipun KPI adalah alat yang sangat bermanfaat, penggunaannya harus dilakukan dengan strategi yang tepat agar benar-benar mencerminkan performa bisnis. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas KPI:

  1. Relevansi dengan Tujuan Bisnis
    KPI harus disusun berdasarkan tujuan spesifik yang ingin dicapai oleh perusahaan. Misalnya, jika tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan profitabilitas, maka KPI finansial seperti laba bersih dan marjin laba bersih harus menjadi prioritas.
  1. Pengukuran yang Akurat dan Konsisten
    Data yang digunakan untuk mengukur KPI harus valid, dapat diandalkan, dan diukur secara konsisten dalam periode tertentu agar hasilnya relevan dengan kondisi bisnis yang sebenarnya.
  1. Kemampuan untuk Ditindaklanjuti
    KPI yang efektif harus dapat memberikan wawasan yang bisa ditindaklanjuti oleh manajemen. Misalnya, jika KPI menunjukkan tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi, maka perusahaan harus mengevaluasi faktor-faktor penyebabnya dan mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan retensi karyawan.
  1. Kesesuaian dengan Kriteria SMART
    KPI yang baik harus memenuhi prinsip SMART, yaitu:
  • Specific (Spesifik): Memiliki tujuan yang jelas dan terukur.
  • Measurable (Dapat Diukur): Bisa diukur dengan angka atau data kuantitatif.
  • Attainable (Dapat Dicapai): Realistis dan sesuai dengan kapasitas perusahaan.
  • Relevant (Relevan): Berhubungan langsung dengan tujuan bisnis.
  • Time-Bound (Berbatas Waktu): Memiliki jangka waktu pencapaian yang jelas.

Baca juga Artikel lainnya: Pentingnya Struktur Organisasi Dalam Mencapai Tujuan Bisnis Yang Efektif

Kesimpulan

Pemahaman yang baik tentang jenis-jenis KPI dan bagaimana cara menggunakannya dengan efektif dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan strategi bisnisnya. KPI finansial memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan bisnis, sedangkan KPI non-finansial membantu menilai aspek operasional yang berdampak pada pertumbuhan jangka panjang.

Dengan menyusun KPI yang relevan dan menerapkannya dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih akurat untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana menyusun dan mengoptimalkan KPI untuk bisnis Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami di WhatsApp 0818521172 untuk konsultasi lebih lanjut!

Cara Menyusun Anggaran Pemasaran untuk Usaha Kecil Anda

Cara Menyusun Anggaran Pemasaran untuk Usaha Kecil Anda

Mengatur anggaran pemasaran yang efektif merupakan salah satu langkah krusial bagi setiap usaha kecil. Anggaran yang tepat dapat membantu meningkatkan visibilitas bisnis, menarik pelanggan baru, dan pada akhirnya, mendongkrak penjualan. Namun, seberapa besar anggaran yang perlu disiapkan untuk pemasaran? Pada artikel ini, kami akan membahas cara menentukan anggaran pemasaran yang sesuai dengan usaha kecil Anda dan bagaimana menyusun rencana pemasaran yang efektif.

Menentukan Berapa Banyak Anggaran yang Diperlukan

Anggaran pemasaran untuk usaha kecil sebaiknya mencerminkan beberapa faktor penting, seperti ukuran bisnis, tingkat persaingan, daya tarik produk, serta jenis industri tempat bisnis Anda beroperasi. Sebagai acuan, Small Business Administration (SBA) di Amerika Serikat merekomendasikan agar usaha kecil mengalokasikan sekitar 7-8% dari pendapatan tahunan untuk pemasaran. Tentunya, persentase ini bisa lebih tinggi tergantung pada kebutuhan industri tertentu.

Misalnya, industri ritel cenderung membutuhkan alokasi pemasaran yang lebih besar karena tingkat persaingan yang sangat tinggi dan kebutuhan untuk menjangkau konsumen secara langsung. Di sisi lain, jika usaha Anda baru dimulai atau masih dalam tahap pengenalan, Anda mungkin perlu mengalokasikan lebih banyak dana untuk pemasaran agar produk atau layanan Anda dikenal lebih luas.

Baca juga Artikel lainnya: Strategi Penargetan Audiens dalam Periklanan Digital untuk Meningkatkan ROI

Menyusun Rencana Pemasaran yang Efektif

Rencana pemasaran yang baik adalah kunci untuk memastikan pengeluaran pemasaran Anda tidak sia-sia. Namun, menyusun rencana ini bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama untuk usaha kecil yang baru memulai dan belum tahu dengan pasti saluran pemasaran mana yang paling efektif. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan dan menguji berbagai saluran pemasaran yang relevan dengan bisnis Anda.

Berikut adalah beberapa elemen utama yang harus ada dalam rencana pemasaran usaha kecil:

1. Pernyataan Misi Perusahaan

Pernyataan misi menggambarkan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang perusahaan Anda. Misalnya, pernyataan misi JetBlue adalah: “To inspire humanity – both in the air and on the ground.” Pernyataan misi ini memberi gambaran jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh perusahaan.

2. Pernyataan Posisi

Pernyataan posisi menjelaskan bagaimana produk atau layanan Anda memenuhi kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, pernyataan posisi Amazon adalah: “Our vision is to be earth’s most customer-centric company; to build a place where people can come to find and discover anything they might want to buy online.”

3. Tujuan Penjualan dan Pemasaran

Menetapkan tujuan yang jelas sangat penting dalam merencanakan pemasaran. Misalnya, tujuan Anda mungkin untuk meningkatkan penjualan bulanan sebesar 30% pada akhir tahun depan. Dengan tujuan yang jelas, Anda dapat mengukur keberhasilan setiap kampanye pemasaran.

4. Produk dan Fitur Utama

Rencana pemasaran harus memfokuskan perhatian pada produk-produk yang paling potensial untuk mendapatkan perhatian konsumen. Apa fitur unik dari produk tersebut yang dapat menarik pelanggan?

5. Analisis Pesaing

Siapa saja pesaing Anda dan bagaimana produk mereka berbeda dari milik Anda? Apa strategi pemasaran yang mereka gunakan? Menyusun perbandingan produk dan harga dengan pesaing bisa membantu Anda merumuskan strategi yang lebih baik.

6. Demografi Target Pasar

Menentukan siapa target pasar Anda adalah hal yang sangat penting. Apakah mereka berusia muda atau dewasa? Apa pekerjaan mereka? Apa minat mereka? Dengan memahami audiens Anda, Anda bisa memilih saluran pemasaran yang paling efektif.

Memilih Saluran Pemasaran yang Tepat

Saluran pemasaran yang tepat sangat bergantung pada jenis produk dan audiens yang ingin dijangkau. Beberapa saluran yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Digital Marketing: Seperti media sosial, SEO (Search Engine Optimization), SEM (Search Engine Marketing), dan email marketing. Mengingat banyaknya pengguna aktif internet di Indonesia, saluran digital menjadi pilihan utama untuk pemasaran usaha kecil. Ini memungkinkan Anda untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih efisien.
  • Iklan Tradisional: Seperti radio, TV, dan baliho. Meskipun lebih mahal, iklan tradisional masih dapat efektif untuk beberapa bisnis yang melayani audiens lokal atau umum.
  • Pemasaran Langsung: Misalnya, pemasaran melalui surat atau telepon. Teknik ini memungkinkan Anda untuk berhubungan langsung dengan calon pelanggan.
  • Acara dan Pameran Dagang: Jika relevan dengan jenis bisnis Anda, partisipasi dalam acara atau pameran dagang bisa memberikan peluang besar untuk memperkenalkan produk secara langsung kepada audiens yang tertarik.

Baca juga Artikel lainnya: Memahami ROI dalam Digital Marketing dan Strategi Maksimalisasi Keuntungannya

Mengelola Anggaran Pemasaran

Setelah Anda menentukan saluran pemasaran yang tepat, langkah berikutnya adalah menyusun anggaran pemasaran yang sesuai dengan pendapatan tahunan bisnis Anda. Memiliki anggaran yang jelas akan membantu Anda memprioritaskan produk yang perlu dipromosikan dan mengalokasikan dana untuk masing-masing kampanye. Pastikan bahwa anggaran Anda cukup fleksibel untuk menyesuaikan dengan perubahan dalam kebutuhan pemasaran Anda seiring berjalannya waktu.

Menyusun Kalender Pemasaran

Penting untuk merencanakan kapan dan bagaimana setiap produk atau layanan akan dipromosikan. Kalender pemasaran ini harus mencakup rincian mengenai promosi bulanan dan cara penyampaiannya. Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat memastikan bahwa setiap kampanye pemasaran mendukung tujuan bisnis Anda dan mencapai audiens yang tepat.

Mengukur Keberhasilan Kampanye Pemasaran

Setiap kampanye pemasaran harus selalu dievaluasi hasilnya. Pengukuran yang tepat akan membantu Anda memahami saluran dan strategi pemasaran mana yang paling efektif, serta memberikan wawasan untuk merencanakan kampanye berikutnya. Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan adalah dengan melacak tingkat klik (CTR) dan konversi melalui saluran digital.

Baca juga Artikel lainnya: Viral Marketing sebagai Strategi Pemasaran Efektif di Era Digital

Kesimpulan

Menyusun anggaran pemasaran yang tepat dan rencana pemasaran yang terstruktur sangat penting bagi keberhasilan usaha kecil. Dengan memahami audiens Anda, memilih saluran yang tepat, dan menetapkan tujuan yang jelas, Anda dapat memaksimalkan potensi pemasaran untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Jika Anda membutuhkan bantuan dalam menyusun anggaran atau rencana pemasaran yang lebih efektif untuk usaha kecil Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp di 085777743201. Kami siap membantu Anda merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Membangun Target Penjualan yang Bermakna untuk Tim Sales Anda

Membangun Target Penjualan yang Bermakna untuk Tim Sales Anda

Ingin memastikan tim Anda berada di jalur yang benar atau mencari inspirasi sebelum memulai penjualan besar? Menetapkan target penjualan yang tepat sangatlah penting. Namun, kebanyakan profesional bisnis melakukan hal tersebut dengan cara yang kurang efektif. Mereka terlalu fokus pada pembuatan target SMART (Spesifik – Spesifik, Terukur – Measurable, Dapat Dicapai – Achievable, Relevan – Relevant, Berbatas Waktu – Time-bound) alih-alih target yang bermakna.

Hal ini menyebabkan calon pelanggan hanya menjadi konsep abstrak – sesuatu yang harus dilewati melalui saluran penjualan – dan menurunkan fokus tenaga penjualan pada hal yang esensial.

Target Penjualan SMART vs. Bermakna: Mengubah Perspektif untuk Meningkatkan Kesuksesan

Selama bertahun-tahun, para profesional telah diajari untuk menggunakan kerangka kerja target SMART (Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, Berbatas Waktu). Meskipun kerangka kerja ini telah terbukti bermanfaat sejak tahun 1981 untuk mengukur keberhasilan target, namun kerangka kerja ini tidak selalu memberikan makna yang dalam bagi tim penjualan Anda.

Mari kita ambil contoh kasus yang mungkin terjadi dalam perusahaan saat ini.

Perusahaan A, sebuah startup, ingin meningkatkan pendapatannya menjadi dua kali lipat tahun ini. Untuk mencapai tujuan ini, mereka perlu mencapai penjualan sebesar Rp21 miliar. Para pimpinan perusahaan kemudian menghadap kepada tim penjualan dan memberi tahu mereka bahwa mereka bertanggung jawab untuk menutup kesepakatan senilai Rp21 miliar sebelum akhir tahun.

Apa masalahnya dengan pendekatan ini?

Kuota Rp21 miliar memang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Hal ini memenuhi semua kriteria target SMART. Namun, angka ini sendiri tidak memberikan motivasi kepada tenaga penjualan, tidak menjelaskan seberapa mudah atau sulit mencapainya, atau peran apa yang harus mereka lakukan dalam proses tersebut. Ini hanyalah angka kasar yang harus dicapai tim di masa depan.

Jika Perusahaan A ingin memastikan tim penjualannya mencapai target Rp21 miliar, mereka perlu membuat target yang bermakna bukan hanya target SMART. Mereka perlu menetapkan tujuan yang dapat diukur, menunjukkan peran masing-masing anggota tim, dan menginspirasi semangat mereka sepanjang perjalanan. Meskipun terdengar rumit, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan enam metode yang dijelaskan di bawah ini.

Baca juga Artikel lainnya: Tips Efektif Mengelola Tim Digital Marketing agar Tetap Produktif

6 Cara Menetapkan Target Penjualan yang Bermakna

Sebelum memulai, Anda perlu memiliki beberapa metrik perusahaan, termasuk data penjualan historis dan jumlah pelanggan. Anda juga memerlukan informasi tentang kinerja individu dalam tim penjualan, termasuk karakteristik kepribadian masing-masing.

1. Tetapkan target penjualan bulanan.

Profesor dan psikolog dari NYU, Adam Alter, mengatakan bahwa ketika dalam kegagalan mencapai tujuan, Anda akan menghabiskan banyak waktu. Itulah sebabnya target jangka panjang tidak berhasil untuk sebagian besar orang. Ambil contoh target penjualan sebesar Rp21 miliar. Jika itu menjadi fokus tim Anda, Anda akan merasa gagal selama 12 bulan. Sebagian besar orang tidak dapat memaksakan diri mereka sendiri untuk tetap termotivasi untuk melanjutkan, sehingga tim Anda dapat kehilangan semangat dalam hitungan minggu.

Alih-alih fokus pada target jangka panjang, bagi kuota Anda menjadi target penjualan yang lebih kecil, sehingga tim Anda dapat lebih sering merayakan keberhasilan dan lebih sedikit mengalami kegagalan. Dalam kasus ini, Anda cukup mengambil target tahunan dan membaginya dengan jumlah bulan dalam periode tersebut. Kemudian, bagi hasilnya dengan jumlah total anggota tim penjualan. Misalnya, jika kuota Anda adalah Rp21 miliar dan Anda memiliki empat tenaga penjualan, masing-masing akan memiliki target Rp437,5 juta per bulan. Anda juga dapat membaginya menjadi target mingguan jika diperlukan agar tim tetap termotivasi.

2. Coba tetapkan target ambisius untuk tenaga penjualan yang berprestasi tinggi.

Target bulanan dasar adalah titik awal yang baik, tetapi jika Anda ingin meningkatkan kinerja tim Anda di atas target perusahaan, pertimbangkan untuk menetapkan target ambisius untuk tenaga penjualan berprestasi tinggi Anda. Prosesnya sederhana. Lihatlah kinerja bulanan terbaik tenaga penjualan tersebut lalu tambahkan dengan persentase kecil. Misalnya, jika Anda berada di industri keuangan dan tenaga penjualan teratas Anda memiliki tingkat konversi 25 persen atau menutup satu dari empat transaksi (rata-rata industri sekitar 19 persen, menurut HubSpot), dia mungkin sudah bekerja dengan baik, tetapi Anda ingin mendorongnya untuk mencapai lebih dari itu. Tetapkan target 26 hingga 30 persen untuk memulai.

3. Kurangi kecemasan karyawan dengan menetapkan kuota pada aktivitas penjualan tertentu.

Persentase bisa menyesatkan jika awalnya Anda tidak memiliki banyak prospek. Target yang terlalu sulit juga dapat menyebabkan kecemasan. Salah satu cara untuk mengatasi kedua masalah ini adalah dengan bekerja mundur dan menyiapkan panggung untuk keberhasilan dengan menetapkan target pada aktivitas tertentu sepanjang siklus penjualan.

Misalnya, jika Anda tahu tenaga penjualan terbaik Anda dapat melakukan panggilan penjualan dan menutup satu dari empat kali, dan Anda memerlukan mereka untuk menutup dua transaksi minggu ini, Anda dapat menetapkan target untuk melakukan delapan panggilan penjualan. Atau, mungkin tenaga penjualan di sebelahnya mungkin menutup satu dari lima transaksi, dan Anda juga memerlukan mereka untuk menutup dua transaksi minggu ini. Jadi, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa dia memiliki jumlah transaksi yang benar dalam pipeline. Dia akan memerlukan sepuluh transaksi. Anda juga dapat memperluas ini sedikit lebih jauh dan mengidentifikasi tindakan yang perlu diambil untuk memulai sepuluh transaksi ini. Apakah ini mengirim lima puluh email? Apakah menghubungkan kembali dengan dua puluh orang baru di LinkedIn? Apakah melakukan enam panggilan dingin? Apakah berhubungan dengan tiga sumber referensi? Pelajari apa yang membuat tenaga penjualan Anda sukses dan tetapkan target aktivitas di sekitarnya, apa pun itu.

4. Gunakan waterfall untuk mempertahankan motivasi tenaga penjualan yang berada di tengah-tengah atau dalam tahap perkembangan.

Sekarang, misalkan Anda memiliki tenaga penjualan ketiga yang hanya menutup sepuluh persen dari penjualan mereka. Apa yang akan terjadi jika Anda menetapkan target ambisius sebesar 26 persen? Atau bahkan rata-rata 19 persen? Ini akan terasa jauh dari jangkauan mereka, dan mereka mungkin tidak mencapainya. Hal yang sama berlaku jika Anda menetapkan target yang fokus pada aktivitas, seperti meningkatkan jumlah email yang dikirim dari lima puluh per minggu menjadi seratus email. Sebagai gantinya, Anda perlu memberikan mereka target waterfall untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka. Mungkin, untuk minggu pertama dan kedua, target mereka adalah 12 persen, lalu 14 persen untuk minggu ketiga dan keempat. Atau, jika Anda bekerja dengan fokus pada aktivitas, mungkin mereka perlu mengirim enam puluh email minggu pertama dan tujuh puluh email minggu kedua.

5. Tetapkan target penjualan secara berurutan sehingga tenaga penjualan mencapai area yang paling berdampak terlebih dahulu.

Cara lain untuk membantu tenaga penjualan yang sedang berkembang adalah dengan menetapkan target secara berurutan atau menetapkan target berdasarkan prioritas. Prioritas yang paling penting akan bervariasi tergantung pada perusahaan dan situasi mereka. Misalnya, perusahaan Anda mungkin ingin membangun lebih banyak loyalitas dan meningkatkan retensi pelanggan dengan melakukan penjualan tambahan kepada pelanggan yang sudah ada. Atau, Anda mungkin tahu bahwa jika tenaga penjualan Anda menutup satu klien baru setiap minggu, mereka kemungkinan akan mencapai target keseluruhan. Anda juga dapat menetapkan target berurutan di sekitar pengembangan profesional. Mungkin tenaga penjualan Anda dengan tingkat close rate sepuluh persen tidak dapat membuat orang memesan demo setelah mereka menyatakan minat, sehingga mereka jarang memberikan demo. Anda mungkin ingin memulainya dengan target untuk membuat empat orang memesan demo.

6. Sederhanakan proses penjualan dengan menetapkan target berbatas waktu.

Meskipun tenaga penjualan dapat berkinerja baik, selalu ada ruang untuk meningkatkan produktivitas penjualan. Katakanlah, tenaga penjualan Anda yang menutup satu dari empat transaksi menghabiskan tiga jam untuk setiap demo. Jika mereka dapat mengurangi waktu tersebut, mereka akan memiliki waktu lebih banyak untuk menutup lebih banyak transaksi. Atau, mungkin tenaga penjualan dengan tingkat close rate sepuluh persen dimulai dengan membuat lebih banyak orang mengikuti demo, tetapi dibutuhkan dua minggu untuk membuat prospek tersebut berkomitmen. Lihat apakah Anda dapat membantu mereka mengurangi waktu ini beberapa hari setiap waktu.

Baca juga Artikel lainnya: Atasi Stres di Tempat Kerja dengan 5 Rahasia Ini

Cara Membantu Mencapai Target Penjualan

Menetapkan target yang bermakna hanya setengah dari pertempuran. Anda juga perlu memotivasi dan membekali tim penjualan Anda untuk mencapai kesuksesan.

  1. Investasikan dalam teknologi yang tepat, termasuk CRM. Ada banyak platform yang tersedia, jadi jelajahi beberapa opsi CRM yang berbeda dan pilih yang memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Cari fitur seperti dashboard intuitif untuk membantu tenaga penjualan tetap terorganisir, serta catatan dan pengingat untuk melacak prospek.
  2. Berikan setiap anggota tim sumber daya dan otonomi yang mereka butuhkan. Memberikan otonomi kepada tim Anda memungkinkan mereka untuk menggunakan kekuatan mereka sendiri dalam mencapai hasil. Hal ini juga dapat meningkatkan moral. Misalnya, mungkin tenaga penjualan perlu memesan lebih banyak demo. Anda ingin mereka melakukan lebih banyak panggilan telepon untuk mengamankan demo, tetapi mereka lebih lancar dalam berkomunikasi melalui pesan teks. Biarkan mereka mencoba metode yang mereka anggap paling efektif. Pastikan juga setiap orang memiliki sumber daya yang mereka butuhkan. Anda mungkin perlu bekerja sama dengan departemen pemasaran untuk menghasilkan lebih banyak prospek, berinvestasi dalam teknologi yang lebih baik, atau meluangkan waktu untuk pengembangan karyawan.
  3. Lacak kemajuan menuju target bisnis jangka pendek dan jangka panjang. Mencapai target jangka pendek penting untuk menjaga semangat tinggi. Setiap pencapaian memicu perasaan penghargaan dalam otak dan meningkatkan motivasi. Fokuslah pada target jangka pendek karena alasan ini, tetapi pastikan semua orang juga memahami target jangka panjang. Hal ini akan membantu mereka melihat bagaimana mereka berkontribusi pada visi perusahaan yang lebih besar.
  4. Pertimbangkan untuk menawarkan bonus atau insentif untuk memberikan penghargaan kepada karyawan. Bonus adalah bagian penting dari gaji tenaga penjualan pada umumnya, jadi pastikan bonus yang Anda tawarkan sebanding dengan standar industri. Anda juga dapat mendorong lebih banyak upaya tim dengan menawarkan penghargaan untuk mentor dan pencapaian tim secara keseluruhan. Sebagai contoh, tetapkan indikator kinerja utama (KPI), pasangkan tenaga penjualan yang memiliki tingkat close rate sepuluh persen dengan mereka yang memiliki tingkat close rate dua puluh lima persen, dan tawarkan bonus jika mereka yang memiliki tingkat close rate sepuluh persen mencapai target mereka. Anda juga dapat menawarkan bonus untuk pencapaian kolektif, seperti ketika tim mencapai target bulanan sebesar Rp500 juta atau bonus tambahan jika setiap orang mencapai Rp125 juta dalam sebulan. Performa terbaik secara alami akan memberikan pelatihan dan wawasan untuk membantu orang lain berkembang, dan mereka yang sedang berkembang kemungkinan akan berusaha lebih keras untuk tidak mengecewakan tim.

Kesimpulan

Menetapkan target penjualan yang efektif tidak hanya tentang menetapkan angka. Ini tentang menciptakan tujuan yang memotivasi tim penjualan Anda dan membantu mereka mencapai kesuksesan. Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di atas, Anda dapat menetapkan target SMART dan bermakna yang akan membuat tim Anda termotivasi, produktif, dan siap untuk meraih kemenangan.

Saya harap artikel ini bermanfaat untuk Anda. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang riset pasar atau Anda membutuhkan jasa profesional untuk membantu Anda membuat konten web dan social media, kami siap membantu. Silahkann hubungi kami melalui email groedu@gmail.com, atau bisa langsung menghubungi kami melalui WhatsApp 085777743201.

Rahasia Menjadi Manajer Penjualan Sukses di Era Digital

Rahasia Menjadi Manajer Penjualan Sukses di Era Digital

Era digital telah membawa perubahan besar dalam dunia penjualan. Konsumen kini lebih terhubung dan memiliki akses informasi yang lebih mudah. Hal ini membuat mereka lebih kritis dan selektif dalam memilih produk atau layanan.
Bagi para manajer penjualan, era digital ini menghadirkan peluang dan tantangan baru. Di satu sisi, mereka memiliki akses ke berbagai alat dan platform digital yang dapat membantu mereka menjangkau lebih banyak calon pelanggan dan meningkatkan penjualan. Di sisi lain, mereka harus bersaing dengan semakin banyak pesaing dan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen.
Lantas, apa rahasia menjadi manajer penjualan yang sukses di era digital? Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda:

Pahami Perilaku Konsumen Digital

Langkah pertama untuk menjadi manajer penjualan yang sukses di era digital adalah memahami perilaku konsumen digital. Konsumen digital saat ini lebih aktif dalam mencari informasi online, membandingkan harga, dan membaca ulasan sebelum melakukan pembelian. Mereka juga lebih mudah terpengaruh oleh media sosial dan influencer.
Sebagai manajer penjualan, Anda harus memahami bagaimana konsumen digital mencari informasi dan membuat keputusan pembelian. Anda juga harus aktif di media sosial dan membangun hubungan dengan influencer di industri Anda.

Manfaatkan Teknologi Digital

Ada banyak alat dan platform digital yang dapat membantu Anda meningkatkan penjualan. Gunakan CRM (Customer Relationship Management) untuk melacak interaksi Anda dengan pelanggan, gunakan media sosial untuk menjangkau calon pelanggan, dan gunakan alat analisis data untuk melacak kinerja penjualan Anda.
Anda juga dapat menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan proses penjualan Anda. Gunakan webinar untuk mendemonstrasikan produk Anda, gunakan chatbot untuk menjawab pertanyaan pelanggan, dan gunakan platform e-commerce untuk menjual produk Anda secara online.

Bangun Hubungan yang Kuat dengan Pelanggan

Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah kunci untuk sukses dalam penjualan di era digital. Pelanggan yang merasa dihargai dan dihormati lebih cenderung untuk membeli dari Anda dan merekomendasikan produk Anda kepada orang lain.
Luangkan waktu untuk mengenal pelanggan Anda dan memahami kebutuhan mereka. Berkomunikasi dengan mereka secara teratur dan berikan layanan pelanggan yang terbaik. Bangunlah rasa kepercayaan dan loyalitas dengan pelanggan Anda.

Upgrade Skill Manajer Anda Disini >>> (LINK DIBAWAH)

Menerapkan Teknik Menjual Profesional bagi Manajer Penjualan

Bersikaplah Kreatif dan Inovatif

Dunia penjualan terus berubah, dan Anda harus selalu kreatif dan inovatif untuk tetap selangkah lebih maju. Pikirkan cara-cara baru untuk menjangkau calon pelanggan, mempromosikan produk Anda, dan meningkatkan penjualan Anda.
Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan bereksperimen dengan strategi penjualan yang berbeda. Teruslah belajar dan mengikuti tren terbaru dalam penjualan digital.

Memiliki Etos Kerja yang Kuat

Menjadi manajer penjualan yang sukses membutuhkan kerja keras dan dedikasi. Anda harus siap untuk bekerja berjam-jam dan selalu berusaha untuk mencapai target Anda.
Tetapkan tujuan yang jelas dan ukur kemajuan Anda secara teratur. Bekerjalah dengan tekun dan jangan mudah menyerah.

Kesimpulan

Menjadi manajer penjualan yang sukses di era digital membutuhkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan etos kerja yang kuat. Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk sukses dalam karir Anda.

Dengan terus belajar dan mengembangkan diri, Anda dapat menjadi manajer penjualan yang sukses di era digital.

Terimakasih sudah membaca, semoga artikel ini bermanfaat ya.

Dan jika Anda membutuhkan informasi lebih detil terkait artikel ini atau Anda membutuhkan konsultan profesional untuk membantu membangun skill leadership manajer Anda, kami siap membantu. Silahkan hubungi kami melalui email groedu@gmail.com, atau bisa langsung menghubungi kami via WhatsApp 0812-5298-2900.

4 Cara Mengembangkan Agensi Marketing Melalui Pelatihan Bisnis

4 Cara Mengembangkan Agensi Marketing Melalui Pelatihan Bisnis

Sebagai pemilik agensi marketing, mungkin tergoda untuk mencoba menangani setiap aspek bisnis Anda sendirian.
Lagipula, visi dan semangat Anda yang sering kali mendorong agensi Anda maju.
Namun, mencoba mengatasi setiap tantangan sendirian dapat dengan cepat menyebabkan kelelahan dan stagnasi.
Inilah saatnya banyak pemilik agensi menggunakan senjata rahasia mereka: pelatih bisnis.
Banyak pengusaha sukses saat ini — seperti Steve Jobs, Sheryl Sandberg, dan Eric Schmidt — mampu membawa usaha mereka ke level berikutnya dengan pelatihan bisnis.
Pelatih bisnis dapat memberikan panduan dan akuntabilitas yang tak ternilai, serta menawarkan perspektif dan strategi baru. Mereka dapat merevolusi cara Anda beroperasi dan menskalakan agensi Anda.

Mengapa Mempekerjakan Pelatih Bisnis?

Banyak pemilik agensi tidak menyadari bahwa pertumbuhan bisnis dimulai dari internal.
Daripada sekumpulan “strategi”, Anda perlu memeriksa kembali bagaimana Anda memandang kesuksesan, mengelola tim, dan memanfaatkan kekuatan unik Anda.
Pelatih bisnis yang tepat akan membantu Anda mendorong pertumbuhan pribadi – kemudian pertumbuhan profesional – untuk mencapai hasil jangka panjang yang berkelanjutan.

Baca juga Artikel: 12 Cara Membuat Website Cepat Terindeks oleh Google

Pelatih bisnis dapat memberikan:

  • Perspektif objektif pada bisnis Anda, memberikan wawasan tentang apa yang berjalan dengan baik dan apa yang mungkin menghambat Anda.
  • Pengalaman langsung, menasihati Anda tentang strategi terbaik untuk menskalakan tim Anda, mencapai pencapaian pendapatan baru, membangun merek Anda, dll.
  • Akuntabilitas, membuat Anda tetap jujur terkait tujuan dan komitmen Anda.
  • Pengembangan keterampilan, mencakup segala hal mulai dari perencanaan keuangan dan perekrutan hingga komunikasi dan berbicara di depan umum.
  • Lingkungan yang mendukung untuk Anda mengeluarkan unek-unekan, menghadapi tantangan, menikmati kesuksesan, dan mendiskusikan masalah dalam bisnis Anda.

Mari kita bahas lebih dalam!

1. Pimpin Tim Anda dengan Percaya Diri

Sebagai pemilik agensi, inilah saatnya untuk menghancurkan ilusi kemandirian dan merangkul kekuatan kerja tim. Bahkan jika Anda telah mengambil langkah untuk mempekerjakan kontraktor atau karyawan, saya yakin ada beberapa area bisnis Anda di mana Anda masih enggan melepaskan kendali.
Pelatih bisnis akan memberdayakan Anda untuk fokus pada hal-hal yang Anda lakukan terbaik, apakah itu pemikiran kreatif, memasarkan agensi Anda, berbicara dengan klien, membangun personal branding, dll.
Mereka juga akan jujur dalam mengidentifikasi area di mana Anda dapat mendelegasikan tugas kepada anggota tim, memungkinkan Anda untuk menskalakan agensi Anda dengan lebih efisien.
Pertimbangkan berapa banyak waktu dan uang yang terbuang karena Anda terjebak dengan tugas-tugas seperti memposting media sosial, menjadwalkan rapat, menanggapi email, dll.
Pelatih bisnis mungkin menyarankan Anda tentang cara merekrut talenta hebat, memimpin dengan percaya diri, mengembangkan budaya perusahaan yang kuat, dan pada akhirnya mencapai hasil yang lebih baik.

2. Temukan Ide “Besar” Anda

Banyak pemilik bisnis menganggap diri mereka visioner, karena dibutuhkan pemikiran kreatif untuk menghasilkan ide bisnis dan mewujudkannya.
Namun, kualitas imajinatif ini bisa sulit dikendalikan ketika Anda memiliki terlalu banyak ide. Pelatih bisnis dapat membantu Anda menemukan kejelasan di tengah kebisingan.
Anda perlu berfokus pada ide (atau ide-ide) yang akan berdampak paling besar pada bisnis Anda.
Itu bisa berarti meluncurkan penawaran baru, berekspansi ke pasar baru, mengeksplorasi peluang berbicara di depan umum atau kemitraan merek, dll.
Sindrom “tergoda oleh hal baru” sering kali menjadi penyebab kegagalan banyak pengusaha; pelatih bisnis akan membantu Anda tetap fokus pada ide yang tepat.
Selain itu, pelatih bisnis yang berpengalaman akan tahu cara mengukur keberhasilan (atau kegagalan) usaha terbaru Anda.
Jika upaya Anda tidak membuahkan hasil, mereka dapat membantu Anda mengalihkan fokus. Jika proyek Anda mendapatkan daya tarik, mereka dapat membantu Anda memanfaatkan momentum itu.

3. Mengatasi Keuangan Anda

Manajemen keuangan adalah area yang sering dihindari oleh banyak pemilik bisnis.
Kenyataannya, banyak dari kita memiliki keyakinan yang keliru tentang uang, serta kurang pengalaman dalam mengelolanya.
Pelatih bisnis yang berpengalaman kemungkinan telah mengatasi banyak hambatan mental yang membuat pengelolaan keuangan menjadi sulit. Mereka telah mempelajari seluk beluk pembukuan bisnis, perencanaan keuangan, persiapan pajak, dan kapan harus menyewa jasa keuangan.
Pelatih bisnis Anda dapat membantu menciptakan anggaran dan rencana keuangan yang realistis untuk agensi Anda.
Mereka mungkin menyarankan tentang cara memperkirakan pendapatan dan pengeluaran masa depan, menetapkan tujuan keuangan, dan menetapkan indikator kinerja utama (KPI) untuk mengukur kemajuan.
Mereka kemungkinan juga memiliki pengalaman dalam pengelolaan arus kas, membantu mempertahankan aliran pendapatan yang sehat untuk menopang bisnis Anda.
Mereka mungkin menyarankan strategi untuk meningkatkan arus kas, seperti mengembangkan aliran pendapatan pasif, menerapkan ketentuan pembayaran dengan klien, atau mengoptimalkan proses internal Anda.
Mungkin yang paling penting, pelatih bisnis dapat membantu dalam pengambilan keputusan keuangan. Ini mungkin berarti memberi saran tentang investasi cerdas, memperluas bisnis, menambah atau mengurangi personel, mengintegrasikan teknologi, atau mengambil hutang.
Pelatih yang tepat akan memberdayakan Anda untuk mengendalikan keuangan agensi Anda.
Anda akan merasa lebih siap untuk mendalami angka-angka, menerapkan praktik terbaik, dan membuat keputusan tepat yang menguntungkan bisnis Anda.

4. Membantu Anda Membuang Beban yang Tidak Perlu

Ada tren umum dalam model “agensi” pemasaran yang menawarkan berbagai layanan yang luas dan tidak padu.
Hasilnya adalah kurangnya fokus pada apa yang paling bisa dilakukan agensi, audiens yang dilayaninya, dan pencapaian yang dihasilkan untuk klien.
Pelatih bisnis membantu pemilik agensi untuk “membuang beban yang tidak perlu” dalam hal hal-hal yang berlebihan di agensi.
Dengan kata lain, mungkin ada beberapa layanan yang menghasilkan sedikit atau bahkan tidak sama sekali pendapatan dan malah mengalihkan perhatian dari tujuan inti agensi Anda.
Pada akhirnya, layanan Anda akan paling efektif jika jelas, sederhana, dan relevan dengan target audiens Anda.
Misalnya, mungkin agensi Anda mengerjakan desain situs web, branding, manajemen media sosial, dan pemasaran email, tetapi 90% pendapatan Anda berasal dari situs web.
Dengan lebih fokus pada layanan desain situs web, Anda dapat meningkatkan penawaran, menyederhanakan proses pengembangan, meningkatkan tarif, dan menskalakan sistem perolehan klien baru Anda.

Baca juga Artikel: Memaksimalkan Atribusi Pendapatan Pemasaran Untuk Kesuksesan Ecommerce

Menemukan Pelatih yang Tepat

Meskipun mungkin terasa menakutkan untuk melibatkan orang luar ke dalam lingkaran dalam Anda, manfaat dari mempekerjakan pelatih yang berpengalaman tidak dapat disangkal.
Dengan menyewa pelatih bisnis, Anda akan memperoleh wawasan dan dukungan berharga yang memungkinkan Anda untuk mengembangkan agensi Anda ke level yang lebih tinggi.
Terlepas dari tujuan Anda, apakah ingin menggandakan pendapatan, mengembangkan tim, menyempurnakan penawaran, atau mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, carilah pelatih yang pernah berada di posisi Anda saat ini dan berhasil mencapai level selanjutnya.
LinkedIn, Grup Facebook, Instagram, YouTube, dan podcast adalah tempat yang bagus untuk menemukan orang-orang yang luar biasa.
Sebagai pemilik agensi, Anda akan segera menyadari bahwa pelatihan bisnis adalah investasi yang dapat memberikan keuntungan signifikan bagi bisnis Anda.

Semoga artikel ini bermanfaat. Dan jika Anda membutuhkan informasi lebih banyak perihal strategi pemasaran, atau Anda membutuhkan jasa profesional untuk membantu Anda membuat konten web dan social media, kami siap membantu. Silahkann hubungi kami melalui email groedu@gmail.com, atau bisa langsung menghubungi kami melalui WhatsApp 085777743201.