Beberapa orang yang beranggapan bahwa online marketing akan mampu dalam memberikan manfaat yang lebih besar jika anggaran dari online marketing terbilang cukup atau bahkan jauh lebih besar dari yang selama ini dibutuhkan. Namun banyak juga diantaranya yang sudah membuktikan bahwa dengan semakin minimnya anggaran online marketing ini juga bisa memberikan dampak yang jauh lebih besar pada marketing perusahaan.
Memiilh untuk menghemat dan mengoptimalkan anggaran online marketing yang bisa dipandang sebagai sebuah pengambilan keputusan yang paling tepat, karena perusahaan juga harus membagi antara fokus keuangan terhadap banyaknya departemen yang ada. Berikut ini merupakan beberapa tips tentang bagaimana dalam melakukan penghematan anggaran pada online marketing
1. Menentukan target pasar yang lebih spesifik, tujuan pemasaran, dan juga Anggaran pemasaran.
Menentukan terlebih dahulu tentang bagaimana target online marketing yang nantinya akan dicapai, apakah sebagai pengenalan produk atau brand, mempertahankan setiap posisi brand yang sudah mapan dan lain sebagainya. Tentukan berapa besar jumlah anggaran untuk melakukan online marketing juga harus ditetapkan. Dengan cara mengecilkan target pasar tentunya akan semakin menghemat biaya dari online marketing.
2. Buatlah konten-konten bermanfaat dengan biaya yang paling minim.
Membuat konten dengan biaya terendah tidak akan langsung berdampak besar pada kualitas dan kreatifitas dalam pembuatan konten marketing. Membuat konten yang lebih bersifat dinamis, me “remake” konten-konten terdahulu, membuat konten dengan seri bulanan, atau dengan memilih konten-konten yang lebih hemat biaya misalnya untuk wawancara. Melakukan reupload terhadap konten terdahulu yang pernah Anda buat juga sebagai salah satu cara untuk proses penghematan anggaran dari online marketing, namun dengan sebuah catatan bahwa konten tersebut harus masih sesuai seperti apa yang selama ini paling dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Mengoptimalkan penggunaan SEO.
Berada pada posisi yang paling teratas dari hasil pencarian akan semakin meningkatkan peluang dari sebuah perusahaan pemasaran dalam upayanya untuk bisa mendapatkan pelanggan baru. Peluang seperti ini harus bisa dimanfaatkan oleh semua pihak dalam menawarkan produk-produknya.
4. Menjalin kerjasama dengan para partner dan Customer Anda.
Melakukan kerjasama dengan para partner untuk menghemat biaya, misalnya dengan cara mengadakan suatu kompetisi atau giveaway secara online, menjalin kerjasama dengan public figure untuk menjadi brand ambassador dari brand Anda, karena akhir-akhir ini public figure atau influencer dipercaya sebagai penarik perhatian masyarakat dengan lebih cepat dan dipandang sebagai yang paling mudah. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan customer, mengajak para customer untuk mengajak teman-temannya untuk mencoba produk Anda atau dengan kata lain disebut sebagai Customer Referrals. Menyiapkan sedikit uang, diskon, atau hadiah-hadiah lainnya untuk menjadi reward dari program referral Anda.
5. Mengevaluasi dan mengaudit konten terdahulu.
Simpan dengan baik segala jenis konten yang sudah Anda buat, lakukan evaluasi dan audit ulang terhadap bagaimana performa dari konten-konten terdahulu milik Anda, hal ini akan mampu semakin menghemat banyak biaya dari online marketing dimasa yang akan datang. Konten yang sudah selesai dievaluasi dan diaudit dengan baik akan bisa dipergunakan lagi selama kebutuhan perusahaan Anda masih sama dan dari lingkup lingkungan eksternal juga tidak berubah secara spesifik
6. Membuat semacam komunitas online.
Kumpulkan semua customer dan buatlah satu komunitas secara online, bersikaplah lebih independent, jangan terlalu sering melakukan direct selling terhadap lingkungan komunitas, berpihaklah kepada customer, dan doronglah mereka untuk saling mengenal satu sama lain.
7. Jadilah yg paling direkomendasikan.
Jadilah sumber tips dan informasi yg paling berguna daripada para competitor. Tumbuhkan kepercayaan di hati para customer, berkomunikasi secara intens dan interaktif kepada customer. Apabila customer merasa sudah mulai mempercayai produk Anda, maka semakin besar kemungkinan bagi mereka untuk melakukan customer referrals dengan sendirinya. Tentunya sebuah keuntungan bagi perusahaan yang sama sekali tidak memiliki anggaran online marketing bukan!
8. Manfaatkan penggunaan review site. Online marketing tools.
Manfaatkan juga berbagai tools yang serba gratis atau murah dari Internet yang bisa membantu Anda dalam menghemat uang dan waktu untuk marketing. Untuk jenis market research. Dan juga semakin tingkatkan reputasi dari bisnis Anda dengan menggunakan review site seperti Google My Business dan Facebook.
Intinya adalah semua perusahaan pastinya menginginkan online marketing yang begitu Low Budged High Impact, semoga dari beberapa tips-tips diatas jika diterapkan dengan baik akan berdampak sangat besar pada semakin berkurangnya anggaran yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dalam berbagai kegiatan online marketing, namun tetap memiliki impact yang sangat besar (GM).
Groedu Content Marketing,
Cito (City Of Tomorrow Mall), Jl. A Yani No. 288 (Bundaran Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com
www.groeducontentmarketing.com
Dalam sepuluh tahun terakhir, content marketing sudah semakin meluas. Perusahaan bahkan rela untuk menyewa seorang penulis dan chief content officers untuk menjalankan departemen, membuat blog dan beberapa materi lainnya. Dalam prosesnya beberapa orang telah meyakini bahwa content marketing akan dapat menjadi akhir dari cold calling.
Pedoman seperti ini memang terdengar sangat sederhana, yaitu: menarik prospek dengan konten yang lebih relevan untuk setiap tahapan dari proses pembelian pelanggan dan untuk lebih memperluas penawaran yang akan memotivasi mereka untuk memiliki keberanian dalam menghubungi tim marketing Anda untuk sekedar mendemokan atau berdiskusi.
Dengan adanya teknologi online dan target sasaran, maka hal ini akan menjadi alat pemasaran yang paling hemat biaya, mempercepat konversi pelanggan melalui saluran penjualan dan mengoptimalkan pemasaran yang berbasis data dengan cara mengikat setiap bagian dari konten kepada matriks seperti membuka, membaca, mengunduh dan lain sebagainya.
Seperti yang pernah dilaporkan Churchill setelah Gallipoli “bagaimanapun indahnya strategi, terkadang Anda harus melihat hasilnya.” Pertimbangkan output dari blog perusahaan yang sudah meningkat lebih dari 800% dalam lima tahun terakhir, namun untuk pangsa sosial organik dari blog telah semakin menurun 89% dan sekitar 5% konten hanya mendapatkan 90% keterlibatan pelanggan dan diperkirakan kira-kira 70% dari konten yang sudah dihasilkan oleh marketer tidak pernah digunakan oleh perwakilan bagian penjualan dan presentase yang sama dari prospek yang dihasilkan menghilang ke lubang hitam.
Kami memeriksa sekitar 34 juta interaksi antara pelanggan dan konten di platform DocSend, yang memungkinkan bagi organisasi penjualan untuk mengunggah dan berbagi dokumen dengan calon pelanggannya dan hasilnya adalah data empiris dan titik awal yang terbaik untuk memeriksa setiap aspek inti dari setiap inisiatif content marketing. Berapa banyak waktu yang benar-benar sudah dihabiskan untuk konten, di mana perangkatnya, kapan dan jenis konten yang mereka sukai seperti apa.
1. Setidaknya Anda memiliki kurang dari 3 menit untuk membuat kesan.
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa pembeli akan semakin dibombardir dengan pesan dan web telah memperparah terjadinya situasi tersebut. Itu mungkin sebagai satu penjelasan mengapa waktu menonton rata-rata untuk konten adalah sekitar 2 menit 27 detik. Selama periode yang sangat singkat itu, prospek akan membuat banyak penilaian cepat, termasuk juga apakah mereka akan pindah ke langkah berikutnya atau tidak. Sebaliknya, banyak diantara para penjual yang sudah berbagi banyak informasi dengan prospek untuk memotivasi bagaimana perilaku pembeli yang mereka inginkan.
Data yang telah menunjukan bahwa Anda harus melakukan yang terbaik untuk bisa mendapatkan informasi itu ke dalam dokumen yang hanya sekitar 2-5 halaman apabila dibandingkan dengan dokumen yang jauh lebih panjang, calon pelanggan pertama kali akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat-lihat semua itu. Dokumen yang sudah diunggah ke DocSend termasuk juga tentang studi kasus, ikhtisar dan panduan, ebook, dan proposal (perlu diingat bahwa calon pembeli ingin secara lebih jauh untuk menjelajahi selama proses jelajah pembelian mereka mungkin akan memerlukan lebih banyak informasi).
2. Ponsel itu penting tetapi terlalu banyak.
Proliferasi dari ponsel pintar, iPad, dan perangkat lainnya telah menghasilkan kearifan lokal tertentu tentang kerajinan konten bagi pembeli ponsel. Namun data malah menunjukkan bahwa, pada bagian atas corong, biasanya lebih masuk akal untuk mengoptimalkan konten untuk dilihat pada berbagai macam format dan perangkat. Selanjutnya, sekali calon pelanggan sudah diserahkan kepada tim penjualan dan akan menjadi peluang, maka mayoritas para calon pelanggan yang melihat konten penjualan pada perangkat desktop bukanlah seluler.
Berbagai macam jenis temuan seperti ini juga memiliki implikasi yang dapat langsung ditindaklanjuti bagi para pemasar. Perangkat desktop masih tetap sangat penting, jadi hindari pengoptimalan yang tidak perlu untuk satu jenis perangkat dan formatnya. Tetap fokuslah kepada pembuatan konten yang telah menawarkan visual untuk menyampaikan pesan utama Anda dengan lebih cepat dan berkinerja terbaik dalam berbagai macam format.
Pikirkan tentang salinan ringkas dan pengambilan inti yang lebih menekankan kepada setiap slide, dan hindari penggunaan informasi-informasi teks berat pada setiap halamannya. Karena cara dari calon pelanggan yang seringkali kembali untuk melihat dengan lebih dekat di luar jam kerja, pertimbangkan dalam membuat proses pengurutan konten untuk menggabungkan antara pandangan awal dengan keterlibatan tambahan dalam membantu para penjual Anda untuk memprioritaskan tindakan-tindakan lanjut mereka.
Dan dalam hal ini, kenali perbedaan-perbedaan yang sudah melekat antara konten pemasaran dan penjualan yang lebih relevan. Pada yang pertama, tujuannya adalah untuk membangun kesadaran dan minat dalam penjualan tujuannya adalah untuk membuat para pelanggan bersedia untuk membeli produk Anda.
3. Tidak ada hari terbaik dalam seminggu untuk mengirimkan sebuah konten marketing.
Terdapat banyak sekali pernyataan tentang hari terbaik dalam seminggu untuk mengirimkan konten. Namun jika opini tentang Selasa sore atau Kamis pagi sama sekali tidak tahan untuk dilakukan pemeriksaan secara empiris. Data-data telah menunjukkan bahwa kunjungan total dari calon pelanggan kepada sebuah situs penjualan hampir merata di setiap harinya dalam seminggu kerja dan sedikit lebih banyak pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis dan, tidak mengejutkan, bahkan akan menjadi lebih sedikit saat menjelang hari Senin pagi dan juga Jumat sore.
Jangan terlalu fokus pada hari-hari tertentu untuk mengirimkan sebuah konten. Bahkan, melakukan hal seperti itu mungkin saja malah semakin menunjukkan kapasitas yang tidak terpakai dan semakin kurangnya irama dalam hal proses pemasaran dan penjualan Anda.
Sebaliknya, lebih baik untuk memprioritaskan berdasarkan tingkat dan jenis keterlibatan dari para calon pelanggan dengan jenis konten tertentu dan juga proses untuk ditindaklanjuti setelah keterlibatan awal. Bagi kebanyakan perusahaan, hal seperti ini berarti menghubungkan adanya upaya pemasaran konten Anda dengan apa yang selama ini sudah Anda ketahui tentang para calon pelanggan Anda secara vertikal dan berupa panduan yang lebih relevan untuk setiap jenis kontennya.
4. Para calon pelanggan merasa lebih menyukai satu jenis konten lebih dari yang lainnya.
Para marketer harus selalu meluangkan banyak waktu dan berbagai upaya dalam menyusun sebuah konten. Data yang menunjukkan bahwa mereka harus terus bekerja untuk lebih meningkatkan penggunaan konten mereka yang sebenarnya ditunjukan bagi calon pelanggan dan rekan-rekan penjualan.
Para pembeli terutamanya adalah para pembeli dari B2B selalu ingin tahu tentang apa saja yang harus dilakukan oleh orang lain dengan produk Anda bukan dari apa yang mungkin mereka lakukan untuk semakin meningkatkan produktivitas atau hasil lainnya. Konten studi kasus yang lebih bagus akan langsung melakukan hal seperti itu, sambil memberikan alasan yang lebih kuat bagi para calon pelanggan untuk terus belajar dengan lebih banyak dan memulai proses perubahannya.
Terutama dalam hal konteks B2B, para pembeli harus memberikan keputusan kepada orang lain dalam internal organisasi yang memiliki prioritas dalam bersaing untuk pendanaan yang lebih terbatas. Mengetahui tentang bagaimana sebuah organisasi telah berhasil mengintegrasikan dan menggunakan produk, layanan atau berupa proses terbaru menjadi lebih penting daripada berupa penegasan besar tentang “kepemimpinan pemikiran” atau “gangguan” yang akibatnya berupa kasus yang bagus seperti tidak ditindaklanjuti dengan baik.
Sering kali memiliki dan fokus vertikal yang relevan. Dan proses menemukan dan mengartikulasikan konten tersebut membutuhkan interaksi yang terus-menerus antara marketer, penjualan, dan orang-orang layanan di perusahaan Anda – interaksi yang sering menghasilkan manfaat lain selain kasus penggunaan yang relevan dan kredibel.
Content marketing yang mampu berkembang dan ketika pembelian sudah menjadi semakin non-linear dan dapat memainkan peran terpenting dalam menyelaraskan antara penjualan dengan pembelian. Namun untuk sekarang terdapat banyak sekali mitos dan asumsi yang semakin berkemban dan sama sekali tidak teruji dan sudah terkumpul di komunitas content marketing karena dari praktek tersebut sudah semakin meledak tidak terkendali. Jika Anda tidak segera melacak para calon-calon pelanggan tentang apa saja yang selama ini sudah mereka baca, kapan, dan dimana, dan untuk berapa lama mereka telah membacanya, Anda harus memiliki blind spot pada sebagian besar anggaran pemasaran Anda dan tidak mungkin untuk mendapatkan ROI dengan adanya pendekatan seperti ini.
Groedu Content Marketing,
Cito (City Of Tomorrow Mall), Jl. A Yani No. 288 (Bundaran Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com
www.groeducontentmarketing.com
Pada zaman serba digital seperti saat ini hampir segala sesuatunya dapat di akses dengan mudah melalui penggunaan perangkat gadget, entah itu dari perangkat desktop maupun dari penggunaan mobile. Tentunya Anda akan bisa melakukannya kapanpun dan dimanapun Anda berada. Untuk seorang marketer online, jangan sampai kehabisan ide-ide strategi marketing bagi brand yang saat ini sudah di usung melalui sosial media.
Video yang saat ini masih menjadi salah satu senjata paling ampuh dalam hal pemasaran online. Durasinya yang lebih singkat menjadikan rasa kenyamanan untuk ditonton, Bentuknya yang lebih dinamis menjadikan segala informasinya bisa sampai dengan sangat baik, berbagai alunan musik dan adegan-adegan yang sudah dirancang dengan sangat baik mampu memberikan efek emosional tersendiri dan masih banyak lagi alasan-alasan lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan.
Namun, kali ini praktisi content marketing akan sedikit membahas tentang Web Series. Web Series sendiri merupakan sebuah format yang berupa sinema berseri yang memang dirancang secara khusus untuk ditayangkan melalui teknologi TV yang sudah berbasis web dan (Youtube adalah salah satunya). Sehingga, untuk lebih efektifnya sangat dianjurkan agar setiap episodenya harus berdurasi antara 10-15 menit saja.
hal yang paling wajib untuk dimiliki oleh seorang kreator dari serial web selain dari bermodalkan peralatan adalah dari minat terhadap satu topik dan keinginan dalam mempelajarinya. Dan untuk saat ini semakin banyak produk-produk atau brand yang campaign produk mereka melalui Web Series dari Youtube baik dalam bentuk pre roll bumper in/out, atau dalam bentuk video advertorial dan semakin kesini product placementnya juga menjadi semakin beragam.
Karena memang selain tidak mengeluarkan budget yang tidak terlalu banyak dari produksi iklan dari TV, campaign di Youtube semuanya sudah terukur baik dari sisi viewers, comment, demografi, sampai dengan target audiens yang ingin dicapai, semuanya sangat komplit dan sudah disediakan oleh Youtube secara gratis. Selain dari web series terdapat banyak sekali tipe-tipe video marketing di indonesia dan juga berikut ini adalah penjelasan detailnya:
1. Branded Films.
Apa sebenarnya branded films itu? Mungkin masih belum banyak yang tahu dengan istilah ini. Branded films sendiri adalah berupa kolaborasi antara visi pembuatan film dan value dari sebuah perusahaan. Tujuan utama dari branded films ini adalah untuk menceritakan core value dan visi terbesar dari perusahaan. Branded films, sangat berbeda dengan iklan-iklan di televisi, menghindari hard selling dan juga lebih bertumpu pada kekuatan cerita dan visi dari pembuat film.
2. Web Series
Sama halnya dengan branded films, web series juga lebih bertumpu kepada kekuatan cerita dan visi dari pembuatan film. Perbedaannya masih terletak pada panjang cerita serta kemasan produknya. Branded films yang dibuat sebagai suatu produk yang berdiri sendiri. Sementara untuk web series terdiri dari beberapa episode. Sensasi menontonnya pun tentunya juga berbeda.
3. Educational video.
Setiap brand pastinya memiliki misi yang harus dikejar selain dari menjual produknya. Pastinya akan selalu ada isu-isu yang harus diusung oleh setiap brandnya. Setiap isu juga pastinya lebih banyak mengandung berbagai informasi. Dan informasi-informasi itulah yang sangat penting untuk dishare kepada konsumen. Konsumen yang merasa senang untuk mempelajari hal-hal terbaru dengan lebih cepat, singkat, dinamis, dan menghibur. Itulah alasan dari penggunaan tipe video seperti ini yang sangat perlu untuk di buat.
4. Profile Video.
Dalam membangun kepercayaan terhadap para konsumen, perusahaan harus memperkuat citranya. Memperkuat citra juga bisa dilakukan dengan banyak cara dan salah satunya adalah dengan menceritakan kisah dari perusahaan itu sendiri. Dalam kisah tersebut, visi dan misi perusahaan sagnat penting untuk diketahui oleh banyak orang. Atas dasar itulah, penting agar setiap perusahaan dapat memiliki video profilnya.
5. Documentary.
Documentary merupakan salah satu tren yang sat ini sudah mulai banyak berkembang. Banyak brand dan perusahaan yang sudah menggunakan tipe video seperti ini untuk menceritakan tentang kisah-kisah nyata dari luar sana. Kisah-kisah tersebut kebanyakan adalah berupa kisah-kisah inspiratif yang benar-benar nyata, sehingga para penonton dapat semakin terinspirasi olehnya.
6. Explainer/Tutorial Video.
Beberapa brand-brand tertentu memang membutuhkan video jenis ini. Tujuannya sangat jelas, agar para penonton atau konsumen dapat lebih mempelajari tentang bagaimana cara penggunaan dari sebuah produk dengan lebih mudah dan praktis. Dengan hanya menonton video tutorialnya saja, maka mereka akan dapat semakin memahaminya dengan lebih mudah, tanpa harus dijelaskan secara langsung oleh para staff-staff dari perusahaan (AEP).
Groedu Content Marketing,
Cito (City Of Tomorrow Mall), Jl. A Yani No. 288 (Bundaran Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com
www.groeducontentmarketing.com
Dari sisi pelanggan, pelanggan model bisnis B2B memiliki keunikannya masing-masing. Jika biasanya seorang yang membeli sebuah produk karena merasa tertarik dengan harga, popularitas produk, status atau trigger emosional lainnya, maka lain lagi dengan konsumen B2B mereka yang membeli sebuah produk hanya berdasarkan dari dua hal, pertama adalah harga produknya dapat bersaing dan bagaimana potensi keuntungannya jika produk tersebut mereka gunakan atau justru untuk dijual kembali.
Dari kategori konten maketing B2B, banyak diantara orang awam yang menilai bahwa pendekatan yang dilakukan selama ini oleh para marketer B2B adalah dengan cara mentargetkan konsumennya secara langsung. Mereka berpikir bahwa orang-orang marketing dari B2B akan menjadikan iklan-iklan pada setiap saluran televisi Nasional dan membuatnya bisa menjadi viral hanya untuk meningkatkan peluang keputusan membeli para konsumen. Perlu diketahui tentang hal-hal tersebut juga tidak sepenuhnya benar bagi para marketer B2B.
Jika Anda adalah salah satu dari seorang pebisnis model B2B dan memang berniat untuk mengembangkan bisnis Anda, maka terdapat beberapa hal yang harus Anda pelajari terlebih dahulu tentang perbedaan dari konten marketing B2B dan B2C agar bisa mencapai target pemasaran dari bisnis Anda tersebut.
1. Mengetahui maksud dan tujuannya.
Perbedaan antara konten marketing antara B2B dan B2C adalah terdapt pada maksud dari pembuatan iklan sebagai salah satu strategi pemasaran. 85% dari content marketing creator B2B akan selalu berusaha keras agar merek mereka bisa menjadi lebih terdepan diantara para kompetitornya. Jika para calon pelanggan sudah sangat mengenal produk Anda, maka produk Anda adalah yang terbaik, mereka akan melewati tahapan penelitian yang lebih mendetail terhadap produk atau berupa pengenalan seperti apakah produk tersebut dibutuhkan dan akan langsung menuju tahapan dari evaluasi alternatif (dari produk bisnis Anda akan menjadi salah satu pilihan alternatif dari para konsumen). Lain halnya dengan B2B, para pelanggan B2C lebih cenderung akan membeli produk B2C karena rasa aman yang ada dalam diri mereka ketika menggunakan produk tersebut atau mereka sudah memiliki informasi yang cukup terhadap produk tersebut.
2. Pesan-pesan yang disampaikan.
Pesan-pesan yang terdapat dalam sebuah konten marketing juga berhubungan langsung dengan siapa sebenarnya target marketnya. Banyak diantara para ahli yang menyatakan bahwa para calon konsumen B2C akan menjadi lebih terpengaruh ketika jenis pesan-pesan dalam strategi marketingnya adalah berupa sebuah produk, sementara untuk konsumen B2B akan langsung menanggapinya secara lebih positif pesan-pesan marketing yang menjelaskan tentang manfaat dan kegunaan dari produk-produk tersebut.
Menurut Katie Rosehill, seorang kolumnis dalam Chron’s Small Bussiness mengatakan bahwa taktik pemasaran yang banyak digunakan dalam B2B dan B2C memang agak berbeda, namun untuk jenis metode periklanan, promosi dan juga publisitas keduanya masih tetap sama. Pada B2B, pesan-pesan marketing lebih didasarkan pada tiga hal, yaitu:
1. Nilai (Value).
2. Layanan (Service).
3. Kepercayaan (Trust).
Sedangkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh marketer B2C memang lebih berfokus hanya terhadap dua hal, yaitu:
1. Harga yang lebih bersaing.
2. Kepuasan emosional pelanggan.
Meskipun demikian, hal lain yang mendasari pesan-pesan dari marketing ini juga tidak bersifat kaku dan ekslusif. Seperti contoh bengkel reparasi mobil. Bisnis bengkel reparasi mobil merupakan model dari bisnis B2C dengan setiap individunya adalah sebagai konsumennya. Dalam pesan yang ingin disampaikannya adalah bisnis bengkel reparasi mobil tentu saja tetap akan selalu menjual value dan trust untuk bisa mendapatkan hati dari para pelanggannya.
3. Sumber
Bagi para pebisnis B2C, sumber yang dapat digunakan dalam menjangkau para calon konsumen juga banyak tersedia luas dan dalam jumlah yang hampir tidak terbatas. Selain dari social media dan website yang merupakan tulang punggung dari sebuah marketing online, pelanggan B2C juga bisa didapatkan melalui media tradisional lainnya seperti iklan, SEO dan juga penggunaan media-media yang serupa.
Namun untuk jenis bisnis B2B sumber yang bisa memberikan peluang potensial untuk menjangkau para calon konsumen juga tidak sebanyak dari sumber-sumber bisnis B2C. Bisnis B2B sebenarnya juga bisa saja beriklan pada masing-masing media seperti: BuzzFeed namun untuk hasil yang diberikan juga tidak akan maksimal. Orang-orang yang merasa tertarik dan ingin membeli produk dari bisnis B2B kemungkinan besar hanya dari kalangan perorangan dan bukan pembeli potensial dalam ruang lingkup yang lebih besar.
Meskipun demikian jika Anda sedikit lebih jeli dalam melihat adanya peluang, ternyata masih banyak sumber-sumber potensial lain yang dapat digunakan untuk memasarkan produk dari B2B, salah satunya adalah dari Linkedln’s Sponsored Update. Salah satu tips dalam marketing B2B yang paling relevan adalah dengan menggunakan Linkedln’s Sponsored Update untuk memberikan kesempatan bertemu dengan konsumen-konsumen yang sangat potensial.
4. Format.
Perbedaan selanjutnya antara konten marketing B2B dan B2C adalah tentang format. Menurut Eccolo Media Technology Content Survey, para pembeli B2B jauh lebih suka untuk membaca deskripsi sebuah produk melalui blog atau whitepaper (sebuah dokumen yang berisikan tentang penjelasan yang lebih detail dari sebuah produk secara lebih mendalam dan persuasif, semacam press release) selama masa siklus promosi. Terkhususkan bagi para calon-calon konsumen produk teknologi, 98% keputusan akhir dari para calon konsumen sangat bergantung kepada whitepaper yang sudah perusahaan Anda buat. Sedangkan 66% dan 37% lainnya masih bergantung kepada hasil studi kasus dan boklet panduan teknologinya.
Lain halnya dengan berbagai format dalam konten marketing B2B. Menurut hasil penelitian Content Marketing Institute tentang B2C Content Marketing Research Report for North America pada tahun 2015 lalu, para calon konsumen dari produk B2C lebih menyukai format yang lebih real time dan juga user generated.
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa perbedaan antara format dalam konten marketing B2B dan B2C ini juga tidak bersifat permanen. Perusahaan dengan model bisnis B2B juga tidak harus selalu menggunakan metode dari whitepaper atau studi dan perusahaan dengan model bisnis B2C juga tidak harus selalu menggunakan metode dari kasus secara real time atau user generated sebagai sebuah konten marketing mereka.
Perbedaan dari sisi format seperti ini hanya sebagai suatu rekomendasi dan bertujuan untuk membuat Anda menjadi lebih paham bahwa format-format seperti inilah yang akan bisa menjadi konten marketing dari bisnis Anda. Dalam praktek sebenarnya, format dari konten marketing akan semakin berkembang menyesuaikan dengan bagaimana kondisi pasar dan masing-masing kebutuhan dari para calon pelanggan Anda.
Groedu Content Marketing,
Cito (City Of Tomorrow Mall), Jl. A Yani No. 288 (Bundaran Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms) : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com
www.groeducontentmarketing.com