Tag Archives: Alamat konten marketing

BEBERAPA PREDIKSI TREND TERATAS DALAM DIGITAL MARKETING MENJELANG TAHUN 2019 MENDATANG

Revolusi dalam dunia pemasaran digital terus berkembang dengan sangat cepat. Dengan teknologi terbaru yang selalu muncul dan teknik periklanan dunia digital yang terus berubah-ubah. Berusaha untuk tetap menjadi yang terdepan dan melihat ke depan apa yang akan terjadi selanjutnya dan segera mengambil langkah yang paling tepat. Berikut ini adalah beberapa prediksi penting yang akan berdampak besar pada dunia pemasaran digital pada 2019 mendatang.

28jan-1080x6301. Virtual dan Augmented Realities.

Apakah Anda ingat euvoria launching dari pokemon go beberapa tahun silam? orang orang saling bertabrakan di jalan saat mereka membenamkan diri dalam realitas baru dan menarik ini. Game mungkin adalah sebagai salah satu media penafirsir dari pemahaman tentang Augmented Reality dan Virtual Reality (AR dan VR), namun juga terdapat peluang luar biasa bagi mereka untuk menggunakan teknologi ini untuk semakin meninggkatkan customer experiencenya.

Baru-baru ini Nickelodeon juga sudah mulai memasuki lanskap VR dan AR dengan menambahkan mode AR kepada aplikasi selulernya dan meluncurkan SlimeZone, “pengalaman multiplayer pertama, pengalaman VR sosial.” Channel anak-anak ini berharap bahwa penambahan teknologi tinggi terbaru ini akan menjadikan anak-anak tetap berada di dalam layanan meskipun sedang menghadapi berbagai gangguan dari tempat lain.

2. suara menjadi alat pencarian pemasaran terbanyak .

ComScore memperkirakan bahwa, pada 2020 mendatang, setengah dari semua permintaan pencarian akan lebih banyak berbasis suara. Prediksi yang menyebabkan pemasar cerdas untuk duduk dan selalu memperhatikannya. Teknologi pengenalan suara diharapkan dapat tumbuh semakin lebih besar dan lebih baik, dan konsumen akan menyambut kenyamanan pencarian suara cerdas dengan tangan terbuka. Untuk saat ini, sebagian besar dari penggunaan penelusuran suara lebih banyak didasarkan pada utilitas orang-orang yang paling sering menggunakannya pada saat tangan mereka penuh atau ketika mereka mengemudi. Akan tetapi ketika tingkat akurasi kata semakin meningkat selama tahun depan, dan konsumen akan menjadi lebih terbiasa dengan berbagai kebutuhan mereka agar bisa terpenuhi, berharap untuk melihat merek yang bersaing pada platform lain, karena mereka berjuang untuk memahami bagaimana bisa ditemukan dalam pencarian suara.

3. AI-Powered Solutions Dimana Mana Dari Usaha Kecil hingga Perusahaan Besar

Jika tahun 2018 adalah tahun perusahaan mulai bereksperimen dengan aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML), maka tahun 2019 akan menjadi tahun yang  akan mereka dapatkan dengan benar. Dari chatbots sampai otomatisasi proses robot, nilai efisiensi akan lebih ditingkatkan, peningkatan produktivitas, dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi menjadi semakin jelas. Pada tahun 2019 mendatang, teknologi yang lebih banyak didukung oleh AI akan membawa pemasaran yang lebih berpusat kepada para pelanggan kepada tingkatan yang baru. Diferensiator besar, mengharapkan analisis tren yang lebih baik, peningkatan profil pelanggan, dan bahkan strategi personalisasi yang jauh lebih canggih lagi.

4. tampilan video memimpin traffic di internet.

Video saat ini sudah mulai memakan web sedikit demi sedikit, sebuah fenomena yang dikenali selama bertahun-tahun lalu ketika Washington Post memperkirakan bahwa video akan mencakup 80% dari semua traffic Internet pada tahun 2019 mendatang. Itu sudah sangat masuk akal, karena rentang dari perhatian public rata-rata sangat pendek, dan kebanyakan orang lebih senang untuk menonton video daripada membaca postingan artikel dari blog. Menyadari akan hal ini, merek dengan sangat antusias akan semakin berlomba-lomba dalam mempublikasikan video dari acara live dan langsung dari momen di balik layar. Mereka akan langsung membuat tips dan trik video dan apapun yang bisa mereka kumpulkan bersama dalam satu, dua, atau tiga menit potongan dari setiap tips dan triknya. Namun, pemasaran video hanya memiliki kemungkinan untuk berhasil jika hal itu bisa memberikan seperti apa yang diinginkan oleh konsumen, kapanpun dan bagaimana mereka menginginkannya.

5. Serangan Periklanan Native Mendorong Strategi Pemasaran Menjadi Lebih Kreatif Dari Sebelumnya.

Konsumen saat ini semakin tahan terhadap iklan, dan peningkatan pemblokir iklan yang tiba-tiba saja telah membuat semakin sulit bagi para pemasar untuk mengirimkan pesan-pesan mereka. Jika perusahaan ingin menjangkau konsumen pada tahun 2019 mendatang, maka mereka harus berusaha lebih keras untuk membuat iklan mereka dan memadukannya secara alami ke dalam sebuah konten. Jangan lupa untuk memasukkan iklan asli didalamnya. Iklan asli akan memberikan jeda yang sangat dibutuhkan seperti adanya iklan spanduk. Namun, karena brand juga sudah bekerja mati-matian agar tidak terlalu mengganggu dari sisi visual, mereka harus berhasil mengkaburkan batas antara iklan asli dengan iklan tradisional.

6. iklan terprogram akan menjadi semakin mainstream.

Pada tahun 2018 ini, pertumbuhan iklan terprogram sudah semakin pesat. Teknologi yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi pembelian media yang sedang semangat-semangatnya dan diprediksikan akan mampu menghasilkan dua pertiga dari iklan tampilan digital dunia pada tahun 2019 mendatang. Pembeli dan penjual akan sangat senang untuk berinvestasi pada pembelian iklan otomatis dan mereka akan terus berusaha untuk melakukannya. Tampilan digital sedang dalam perjalanan untuk menjadi 100% terprogram. Namun yang paling menarik adalah tentang bagaimana media tradisional akan mengikutinya? Anda dapat berharap lebih banyak untuk melihat bagaimana pergeseran seperti ini dari programatik kepada media tradisional yang sudah mulai terbentuk pada tahun 2019 mendatang (AEP).

 

 

 

Groedu Content Marketing,
Cito (City Of Tomorrow Mall), Jl. A Yani No. 288 (Bundaran Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms)  : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com
www.groeducontentmarketing.com

 

 

PERBEDAAN-PERBEDAAN MENDASAR ANTARA CONTENT MARKETING B2B DENGAN KONTENT MARKETING B2C

Dari sisi pelanggan, pelanggan model bisnis B2B memiliki keunikannya masing-masing. Jika biasanya seorang yang membeli sebuah produk karena merasa tertarik dengan harga, popularitas produk, status atau trigger emosional lainnya, maka lain lagi dengan konsumen B2B mereka yang membeli sebuah produk hanya berdasarkan dari dua hal, pertama adalah harga produknya dapat bersaing dan bagaimana potensi keuntungannya jika produk tersebut mereka gunakan atau justru untuk dijual kembali.

b2b-vs-b2c-thumbDari kategori konten maketing B2B, banyak diantara orang awam yang menilai bahwa pendekatan yang dilakukan selama ini oleh para marketer B2B adalah dengan cara mentargetkan konsumennya secara langsung. Mereka berpikir bahwa orang-orang marketing dari B2B akan menjadikan iklan-iklan pada setiap saluran televisi Nasional dan membuatnya bisa menjadi viral hanya untuk meningkatkan peluang keputusan membeli para konsumen. Perlu diketahui tentang hal-hal tersebut juga tidak sepenuhnya benar bagi para marketer B2B.

Jika Anda adalah salah satu dari seorang pebisnis model B2B dan memang berniat untuk mengembangkan bisnis Anda, maka terdapat beberapa hal yang harus Anda pelajari terlebih dahulu tentang perbedaan dari konten marketing B2B dan B2C agar bisa mencapai target pemasaran dari bisnis Anda tersebut.

1. Mengetahui maksud dan tujuannya.

Perbedaan antara konten marketing antara B2B dan B2C adalah terdapt pada maksud dari pembuatan iklan sebagai salah satu strategi pemasaran. 85% dari content marketing creator B2B akan selalu berusaha keras agar merek mereka bisa menjadi lebih terdepan diantara para kompetitornya. Jika para calon pelanggan sudah sangat mengenal produk Anda, maka produk Anda adalah yang terbaik, mereka akan melewati tahapan penelitian yang lebih mendetail terhadap produk atau berupa pengenalan seperti apakah produk tersebut dibutuhkan dan akan langsung menuju tahapan dari evaluasi alternatif (dari produk bisnis Anda akan menjadi salah satu pilihan alternatif dari para konsumen). Lain halnya dengan B2B, para pelanggan B2C lebih cenderung akan membeli produk B2C karena rasa aman yang ada dalam diri mereka ketika menggunakan produk tersebut atau mereka sudah memiliki informasi yang cukup terhadap produk tersebut.

2. Pesan-pesan yang disampaikan.

Pesan-pesan yang terdapat dalam sebuah konten marketing juga berhubungan langsung dengan siapa sebenarnya target marketnya. Banyak diantara para ahli yang menyatakan bahwa para calon konsumen B2C akan menjadi lebih terpengaruh ketika jenis pesan-pesan dalam strategi marketingnya adalah berupa sebuah produk, sementara untuk konsumen B2B akan langsung menanggapinya secara lebih positif pesan-pesan marketing yang menjelaskan tentang manfaat dan kegunaan dari produk-produk tersebut.

Menurut Katie Rosehill, seorang kolumnis dalam Chron’s Small Bussiness mengatakan bahwa taktik pemasaran yang banyak digunakan dalam B2B dan B2C memang agak berbeda, namun untuk jenis metode periklanan, promosi dan juga publisitas keduanya masih tetap sama. Pada B2B, pesan-pesan marketing lebih didasarkan pada tiga hal, yaitu:

1. Nilai (Value).
2. Layanan (Service).
3. Kepercayaan (Trust).

Sedangkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh marketer B2C memang lebih berfokus hanya terhadap dua hal, yaitu:

1. Harga yang lebih bersaing.
2. Kepuasan emosional pelanggan.

Meskipun demikian, hal lain yang mendasari pesan-pesan dari marketing ini juga tidak bersifat kaku dan ekslusif. Seperti contoh bengkel reparasi mobil. Bisnis bengkel reparasi mobil merupakan model dari bisnis B2C dengan setiap individunya adalah sebagai konsumennya. Dalam pesan yang ingin disampaikannya adalah bisnis bengkel reparasi mobil tentu saja tetap akan selalu menjual value dan trust untuk bisa mendapatkan hati dari para pelanggannya.

3. Sumber

Bagi para pebisnis B2C, sumber yang dapat digunakan dalam menjangkau para calon konsumen juga banyak tersedia luas dan dalam jumlah yang hampir tidak terbatas. Selain dari social media dan website yang merupakan tulang punggung dari sebuah marketing online, pelanggan B2C juga bisa didapatkan melalui media tradisional lainnya seperti iklan, SEO dan juga penggunaan media-media yang serupa.

Namun untuk jenis bisnis B2B sumber yang bisa memberikan peluang potensial untuk menjangkau para calon konsumen juga tidak sebanyak dari sumber-sumber bisnis B2C. Bisnis B2B sebenarnya juga bisa saja beriklan pada masing-masing media seperti: BuzzFeed namun untuk hasil yang diberikan juga tidak akan maksimal. Orang-orang yang merasa tertarik dan ingin membeli produk dari bisnis B2B kemungkinan besar hanya dari kalangan perorangan dan bukan pembeli potensial dalam ruang lingkup yang lebih besar.

Meskipun demikian jika Anda sedikit lebih jeli dalam melihat adanya peluang, ternyata masih banyak sumber-sumber potensial lain yang dapat digunakan untuk memasarkan produk dari B2B, salah satunya adalah dari Linkedln’s Sponsored Update. Salah satu tips dalam marketing B2B yang paling relevan adalah dengan menggunakan Linkedln’s Sponsored Update untuk memberikan kesempatan bertemu dengan konsumen-konsumen yang sangat potensial.

4. Format.

Perbedaan selanjutnya antara konten marketing B2B dan B2C adalah tentang format. Menurut Eccolo Media Technology Content Survey, para pembeli B2B jauh lebih suka untuk membaca deskripsi sebuah produk melalui blog atau whitepaper (sebuah dokumen yang berisikan tentang penjelasan yang lebih detail dari sebuah produk secara lebih mendalam dan persuasif, semacam press release) selama masa siklus promosi. Terkhususkan bagi para calon-calon konsumen produk teknologi, 98% keputusan akhir dari para calon konsumen sangat bergantung kepada whitepaper yang sudah perusahaan Anda buat. Sedangkan 66% dan 37% lainnya masih bergantung kepada hasil studi kasus dan boklet panduan teknologinya.

Lain halnya dengan berbagai format dalam konten marketing B2B. Menurut hasil penelitian Content Marketing Institute tentang B2C Content Marketing Research Report for North America pada tahun 2015 lalu, para calon konsumen dari produk B2C lebih menyukai format yang lebih real time dan juga user generated.

Perlu ditekankan sekali lagi bahwa perbedaan antara format dalam konten marketing B2B dan B2C ini juga tidak bersifat permanen. Perusahaan dengan model bisnis B2B juga tidak harus selalu menggunakan metode dari whitepaper atau studi dan perusahaan dengan model bisnis B2C juga tidak harus selalu menggunakan metode dari kasus secara real time atau user generated sebagai sebuah konten marketing mereka.

Perbedaan dari sisi format seperti ini hanya sebagai suatu rekomendasi dan bertujuan untuk membuat Anda menjadi lebih paham bahwa format-format seperti inilah yang akan bisa menjadi konten marketing dari bisnis Anda. Dalam praktek sebenarnya, format dari konten marketing akan semakin berkembang menyesuaikan dengan bagaimana kondisi pasar dan masing-masing kebutuhan dari para calon pelanggan Anda.

 

 

 

 

Groedu Content Marketing,
Cito (City Of Tomorrow Mall), Jl. A Yani No. 288 (Bundaran Waru) Lantai UG, Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya.
Handphone : 0818521172 (XL), 081252982900 (Simpati)
Office (only call no sms)  : 0811-3444-910
Email : groedu@gmail.com/groedu_inti@hotmail.com
www.groeducontentmarketing.com